Rabu, 07 Oktober 2009

Strategi Penilaian / Ujian yang Tepat untuk Remaja pada Masa Reformasi Berbasis Standard

A. Reformasi Berbasis Standard : Isu dan Titik Tekan

Pada perkembangan reformasi berbasis standard, tujuan pokok beberapa sekolah adalah menetapkan standard yang tepat untuk performenc siswa dan membangun budaya sekolah yang dapat mensukseskan siswanya. Standard yang jelas merupakan jembatan untuk mencapai prestasi hasil belajar siswa yang lebih tinggi.
Hayes Mizell mengatakan bahwa manfaat dari reformasi berbasis standard pada sekolah adalah sebagai berikut :
1) Menggambarkan apa yang seharusnya siswa pelajari dan bukan hanya apa yang diajarkan
2) Membangun norma lebih menantang untuk level-level performa siswa yang dapat diterima
3) Memastikan semua kelas pada semua sekolah berada pada system sekolah local, guru secara konsisten mengajak siswa untuk belajar dan bagaiamana sebaiknya mereka harus belajar
4) Berpegang pada system sekolah.Sekolah, guru dan administrator dapat mempertanggungjawabkan performa siswa sesuai standard

B. Tujuan Penilaian/Ujian
1) Melengkapi kurikulum dan mendorong untuk berekspansi
2) Mendorong guru agar bertangung jawab secara professional dan evaluasi
3) Membuat sekolah dapat bertanggung jawab dalam berbagai hal, tapi bukan dalam hal politik.
Penilaian/ujian juga harus bertanggung jawab terhadap tuntutan pembuat kebijakan dan orang tua; secara akurat menilai perkembangan belajar siswa dan menyajikan informasi kepada guru dan administrator untuk dapat digunakan dalam pembuatan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran.
Penilaian dikatakann berhasil jika :
1) Siswa mengetahui apa yang seharusnya ia pelajari, dan secara regular menjadi feedback untuk meningkatan prestasi mereka, dan mendapatkan kesempatan untuk merefleksikan pekerjaan mereka
2) Orang tua mengetahui apa yangdapat anak mereka lakukan, dan mereka akrab (mendukung) ekspektasi sekolah, serta mereka juga dapat memberikan bantuan dan dorongan
3) Guru dan administrator mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh siswa dan apa yang seharusnya mereka lakukan untuk menjadikannya lebih trampil dan pandai
4) Pembuat kebijakan atau keputusan dapat mempertanggungjawabkan informasi tentang belajar dan pencapaiannya.

C. Menentutakan Perencanaan Penilaian

Dalam mengembangkan perrencanaan penilaian, educator harus menentukan apa yang menjadi tuntutan stakeholder. Pembuat kebijakan menuntut (dan dalam kasus penting telah dimandatkan) prosedur-prosedur yang akan mensuplay mereka dengan informasi tentang pencapaian siswa. Dalam banyak kasus, informasi itu bersumber dari test yang distandarkan. Orang tua berhak untuk mendapatkan data test yang distadardkan dan juga test perform anak mereka. Dalam semua kasus, prosedur penilaian yang digunakan harus dapat diterima oleh stakeholder, informasi dikumpulkan secara akurat dan kompreshensif, serta dapat dipahami. Kepuasan pembuat kebijakan dan orang yua menjadikan sekolah itu dapat diandalkan.

D. Menggunakan penilaian Performance

Meskipun sudah ada data penting hasil test tentang pencapaian belajar siswa, tetapi sering data ini baru memberika sedikit bantuan dalam menentukan tercapainya tujuan sekolah dalam mengevaluasi efektivitas kurikulum dan pembelajaran atau dalam menentukan tingkatan dan kedalaman belajar siswa. Untuk memenuhi informasi itu, banyak educator menggunakan aneka bentuk penilaian performance.penilaian performance menurut Eisner maksudnya lebih dekat dengan mengukur kemampuan siswa untuk mencapai aspirasi yang kita berikan kepada mereka dari bentuk test konvensional yang distandardkan. Clark menggambarkan penilaian performance sebagai berikut :
1) Mereplikasi tugas-tugas otentik-konstruktif yang mencerminkan “real life”
2) Menilai pengetahuan dalam bentuk yang konstruktif untuk dapat digunakan pada pembelajaran berikutnya
3) Menuntun siswa untuk berkreativitas menemukan jawaban sendiri bukan menjastifikasi, memilih aktivitas belajar sendiri serta penilaian yang digunakannya
4) Melayani kebutuhan siswa
5) Mendokumentasikan apa-apa yang telah siswa lakukan atau pelajari dalam satu periode waktu
6) Menuntut siswa untuk mencapai tujuan dengan baik, memonitor perkembangan mereka, dan mendain remedial
7) Mengijinkan guru untuk memacu siswa mengungkapkan pertanyaan dan argumentasi, da melakukan aksi terhadap persoalan yang diberikan.
Zessoul dan Gardner mengidentifikasi 4 hal penting dalam menerapkan budaya penilaian performance di ruang kelas, yaitu :
1) Memupuk pemahaman yang kompleks
2) Mengembangkan kebiasaan berfikir reflektif
3) Mendokumentasikan perembangan pemahaman siswa
4) Menggunakan penilaian sebagai moment untuk belajar.
Sekolah harus mempunyai program penilaian yang terus dikembangkan secara responsive guna melengkapi kurikulum dan mengembangkanya, meningkatkan guru dalam mendesain dan mengimplementasikan pwnilaian, dan menyiapkan siswa dengan tantangan dan lingkungan belajar yang efektif.